http://m.phys.org/news/2015-05-electron.html
Kemudian semenjak perkembangan teori kuantum, muncul konsep tentang awan kebolehjadian menemukan elektron. Konsep bahwa elektron adalah satu partikel mulai ditinggalkan. Sebagai catatan, Teori atom Bohr bukan merupakan teori kuantum. Bohr masih menggunakan mekanika klasik yang disisipkan dengan konsep panjang gelombang de Broglie. Sehingga dalam sejarah aliran Bohr-de Broglie ini disebut sebagai pendekatan "correspondence".
Dalam versi mekanika gelombang, semua gerakan adalah gerakan gelombang, bukan partikel. Sehingga adanya satu partikel diinterpretasi sebagai akibat interverensi sejumlah gelombang dengan berbagai frekuensi atau panjang gelombang. Keadaan ini dapat dipahami melalui analisis Fourier, yaitu satu partikel terbentuk dari interverensi sejumlah gelombang yang berbeda frekuensinya. Dianalogikan seperti menghasilkan suara biola dalam keyboard, dengan menginterverensikan sejumlah gelombang harmonik.
Pada artikel di atas, para fisikawan juga menggunakan bahasa "wave front", yang bisa diinterpretasikan bahwa peristiwa ini adalah menguraikan kembali gelombang-gelombang yang menyusun satu partikel. Sehingga waktu gelombang-gelombang tersebut disatukan kembali, tidak lagi coherent seperti semula.
Memang untuk para kimiawan yang "tradisional" agak sulit memahami bahwa elektron dapat dibelah. Sementara kita ketahui neutron pun sebagai partikel elementer sudah lama dibelah-belah oleh para fisikawan.
Oh iya bu sertifikat diklat nya sudah jadi belum bu....hehe
BalasHapus