Melewati
malam di Tokyo, membaca tulisan Manabu Sato diiringi Kenny G yang melankolis…
membuat saya ingin berbagi sedikit. Paling tidak ini menjadi bahan perenungan
buat saya.
Yang menarik
buat saya setelah membaca tulisan Sato, bahwa reformasi sekolah yang utama bukanlah
dukungan sarana prasarana dan sumber daya, melainkan visi. Karena visi merupakan prioritas pertama jika kita berbicara
tentang reformasi. Tanpa visi, maka waktu, energi dan semua sumber daya yang
diinvestasikan menjadi tidak berarti apa-apa. Terbentuknya komunitas belajar
merupakan visi untuk keberhasilan reformasi sekolah.
Seperti
apakah reformasi sekolah dengan komunitas belajar?
Sekolah yang
menjamin hak belajar setiap anak tanpa terkecuali, terus menerus meningkatkan
kualitas pembelajarannya, pencapaian simultan antara kualitas dan kesetaraan
serta menyiapkan masyarakat yang demokratis. Apakah ini mudah….? Sudah tentu
tidak mudah, namun bisa terwujud melalui proses panjang dan keinginan baik dari
semua pihak yang terkait, dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, orang tua dan
masyarakat.
Reformasi sekolah dengan komunitas belajar merupakan impian, dimana siswa–siswa saling
belajar dan berkembang, guru–guru yang terus saling belajar dan berkembang
serta orang tua dan masyarakat yang juga saling belajar dan berkembang.
Filosofi
yang menjadi landasan reformasi sekolah dengan komunitas belajar adalah: (1)
filosofi publik, (2) filosofi demokrasi, dan (3) filosofi keunggulan.
Filosofi Publik
Sekolah
harus difungsikan sebagai ruang publik. Artinya guru membangun hubungan dengan
sesama rekan guru lainnya dan saling belajar untuk membelajarkan siswa dengan
cara membuka kelasnya minimal setahun sekali. Sehingga guru akan mendapatkan
masukan secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Filosofi Demokrasi
Sekolah adalah tempat dimana demokrasi bisa dijalankan dan
dikembangkan dengan baik. Setiap siswa memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Semua siswa mempunyai dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa menjadi
yang terbaik. Tidak hanya siswa, gurupun mendapat kesempatan yang sama untuk
mengembangkan diri. Oleh sebab itu penting sekali untuk menciptakan hubungan
saling mendengarkan dengan mengedepankan dialog di antara sesama siswa, siswa
dan guru, dan di antara sesama guru.
Filosofi Keunggulan
Sekolah harus melakukan yang terbaik berorientasi pada
keungulan dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi apapun guru tidak boleh
menurunkan level pembelajaran karena alasan kemampuan siswa yang rendah,
lingkungan yang kurang kondusif, guru terlalu sibuk atau alasan lainnya. Dalam
hal ini perlu upaya pembiasaan diri untuk mengupayakan pembelajaran yang
maksimal, seperti kata Dewey bahwa pendidikan merupakan pembentukan kebiasaan.
Kemudian pertanyaan selanjutnya…. Sistem kegiatan seperti apa
yang dapat mewujudkan reformasi sekolah dengan komunitas belajar?
Sistem kegiatan didesain sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh yang didukung oleh semua elemen sekolah, yaitu melalui sistem
kegiatan: (1) pembelajaran kolaboratif (collaborative
learning) di dalam kelas, (2) pembentukan komunitas belajar professional (professional learning community), dan
(3) kolegialitas (collegiality) di
ruang guru, serta yang tidak kalah penting adalah dukungan orang tua dan
masyarakat dalam reformasi sekolah. (MP)
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar